Thursday, February 20, 2014

AKIBAT ANOMALI CUACA DI INDONESIA

Indonesia kehilangan musim kemarau akibat anomali (penyimpangan) cuaca yang dipicu global warming (pemanasan global). Hilangnya musim kemarau ini tak hanya membuat bencana banjir kian parah, tapi juga terjadi gagal panen di banyak daerah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, global warming membuat suhu permukaan laut di seluruh Indonesia meningkat hingga lebih dari 1 derajat celcius dari suhu normal yang berkisar antara 28-29 derajat celcius, sehingga permukaan air laut di seluruh Indonesia menghangat dan terjadi penguapan yang berlanjut dengan terbentuknya awan-awan penyebab hujan.

Seharusnya, ketika Matahari berada di belahan Bumi bagian utara pada Maret-Oktober, idealnya Indonesia mengalami musim kemarau, sementara ketika Matahari berada di belahan Bumi bagian selatan pada November-Februari, Indonesia mengalami musim hujan. Namun karena anomali, di bulan-bulan dimana seharusnya Indonesia mengalami kemarau, hujan tetap turun.

Indonesia tidak akan mengalami kemarau, atau dalam BMKG disebut kemarau basah. tingginya curah hujan yang menyebabkan hilangnya kemarau.

Banjir dan Gagal Panen

Selain akibat anomali, hilangnya musim kemarau pada tahun ini juga diakibatkan oleh aliran muka air dari Samudera Hindia ke wilayah barat Indonesia dan aliran muka air dari Samudera Pasifik ke wilayah timur Indonesia.

Tingginya curah hujan ini mengakibatkan banyak daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, digenangi banjir, dan gagal panen pun melanda sejumlah daerah penghasil beras dan palawija, seperti Banyumas, Cilacap, Karawang, dan Kebumen. Palawija yang gagal panen di antaranya kedelai, kacang panjang, kacang hijau, jagung dan tembakau.

Gagal panen ini berpotensi meningkatkan harga jual palawija di pasaran akibat terjadi kelangkaan. Yang lebih memprihatinkan, akibat anomali berkepanjangan, daerah-daerah yang selama ini menjadi wilayah langganan banjir, seperti Jakarta, akan mengalami banjir kian parah. Bahkan bukan mustahil banjir bandang yang melanda provinsi itu pada Februari 2002, 2007 dan 2008 akan terulang lagi.

No comments:

Post a Comment