Ali Khumaeni, mahasiswa
program master dari Fukui University, mendapatkan penghargaan best paper tingkat
internasional bidang aplikasi “Laser-Induced Breakdown Spectroscopy” (LIBS)
pada konferensi internasional LIBS ke-6 di Amerika Serikat.
Makalahnya yang berjudul “Direct Analysis of Powder Sample Using Transversely
Excited Atmospheric CO2 Laser-Induced Metal-Assisted Gas Plasma at 1 atm by
Introducing the Powder Particles into the Plasma” dinilai punya orisinalitas
oleh para juri.
Menurut Khumaeni dalam surat elektroniknya, riset yang ia lakukan meneliti
tentang kandungan nutrisi (seperti kalsium dan sodium) dalam makanan dan produk
farmasi serbuk (seperti beras bubuk, tepung, dan multivitamin) dengan
menggunakan teknik LIBS dengan memanfaatkan suatu metode baru bernama TEA CO2
laser.
Dengan metode baru itu, waktu analisis produk farmasi serbuk dapat dihemat
karena dilakukan tanpa harus memadatkan contoh serbuk itu.
Selain itu, dengan sensitifitas deteksi atom yang sangat tinggi, metode ini
dapat mendeteksi atom-atom logam berat hingga konsentrasi sangat rendah sampai
1-10 ppm (part per million). Khumaeni bergelar sarjana sains dari Universitas
Diponegoro di bidang Fisika dengan skripsi yang juga membahas mengenai aser
plasma spektroskopi di bawah bimbingan Prof. Dr. Wahyu Setiabudi, seorang
profesor di Departemen Fisika Universitas Diponegoro dan Dr. Koo Hendrik
Kurniawan, Kepala Maju Makmur Mandiri Research Center (M3RC) Jakarta Barat.
Di Indonesia, teknik ini bisa diaplikasikan di perusahaan-perusahaan makanan
serbuk, farmasi dan obat-obatan untuk menganalisis persentase kandungan unsur
di dalam makanan atau obat-obatan serbuk yang diperlukan tubuh dan menganalisis
kemungkinan makanan atau obat-obatan mengandung atom-atom logam berat dengan
konsentrasi tinggi.
Saat ini belum ada perusahaan di Indonesia yang menggunakan teknik LIBS.
Mayoritas menggunakan X ray flouresecence (XRF) padahal teknik ini tidak bisa
mendeteksi atom-atom ringan seperti boron yang kurang baik bagi tubuh jika
terkandung dalam makanan dengan konsentrasi tinggi.
Pemuda kelahiran 14 Juli 1983 mengakui bahwa ide riset ini berasal dari
pembimbingnya, Prof. Kiichiro Kagawa. Walau mengalami kesulitan saat eksperimen
untuk menghasilkan data garis emisi atom, tapi secara bertahap ia dan rekannya
dapat mendeteksi atom logam berat hingga level 1-10 ppm.
Khumaeni melakukan riset ini bersama dengan tiga orang rekannya yaitu Zener
Sukar Lie (mahasiswa doktor dari Indonesia), Tetsuya Yamamoto dan Keisuke
Nakayama (Mahasiswa S1 dari Jepang). Untuk rencana ke depannya, ia dan rekan
akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk mengaplikasikan metode
ini.
Sudah ada beberapa perusahaan di Jepang yang tertarik dan tidak tertutup
kemungkinan melakukan kerja sama dengan perusahaan di Indonesia. Penelitian
lain Khumaeni di bidang spektroskopi juga sudah dimuat di berbagai jurnal
internasional seperti Journal of Current Applied Physics dan Journal of Optics
and Laser Technology.
No comments:
Post a Comment