Kepribadian gay yang dimiliki sebagian
laki-laki mungkin dipicu susunan gen tertentu pada ibunya. Temuan yang
dipublikasikan dalam jurnal Human Genetics edisi Februari tersebut
membangkitkan kembali pendapat yang masih diperdebatkan sejak lama mengenai ada
atau tidaknya gen pengatur sifat gay.
Para peneliti menduga adanya pengaruh gen sebagai pemicu sifat gay setelah
mempelajari fenomena yang disebut penonaktifan kromosom X. Aktifitas tersebut
dipelajari pada 97 orang wanita yang memiliki anak gay dan 103 wanita yang
tidak memiliki anak gay.
Kromosom adalah molekul yang mengandung instruksi genetik organisme. Manusia
diketahui memiliki 23 kromosom. Kromosom X dan Y adalah kromosom seks manusia.
Seorang wanita memiliki sepasang kromosom X, sedangkan pria memiliki satu
kromosom X dan satu kromosom Y.
Meskipun wanita memiliki dua kromosom X, hanya satu yang aktif berfungsi.
Kromosom satunya lagi tidak aktif karena mengalami proses metilasi.
"Kromosom tersebut dibungkus dalam sejenis bola dan tidak digunakan
kecuali pada beberapa gen," kata pimpinan penelitian Sven Bocklandt dari
Universitas California, Los Angeles.
Jika salah satu kromosom X tersebut tidak dinonaktifkan, jumlah material
genetik menjadi berlebihan. Hal tersebut tidak baik karena dapat menyebabkan
melimpahnya protein yang berbahaya bagi tubuh. Sindrom down adalah salah satu
kelainan serupa yang disebabkan kelebihan penggandaan kromosom 21.
Pada kondisi normal, kromosom X dinonaktifkan secara random. Pada separuh sel
tubuh wanita, salah satu dari dua kromosom X yang nonaktif. Sedangkan, pada
setengah sel lainnya, kromosom X lain yang nonaktif.
Meskipun demikian, ketika para peneliti mempelajari sel-sel dari 42 orang
wanita yang memiliki dua orang atau lebih anak gay, mereka menemukan ada
seperempat wanita dalam kelompok ini yang memperlihatkan sifat berbeda.
Setiap sel tunggal pada wanita tersebut menonaktifkan kromosom X yang
sejenis," kata Bocklandt. Namun, hanya 4 persen ibu yang tidak memiliki
anak gay dan 13 persen yang memiliki seorang anak gay memiliki sifat seperti
ini.
Kromosom X pada wanita ikut
mempengaruhi sifat gay pada anaknya. "Saya kira terdapat satu atau lebih
gen di kromosom X wanita-wanita ini yang berpengaruh pada orientasi seksual
anak-anaknya, dilihat dari pengaruhnya pada sel yang diamati.
Para
peneliti menemukan adanya kemiripan yang unik pada DNA di tiga kromosom yaitu
nomor 7,8, dan 10. Kemiripan yang unik tersebut dimiliki 60 persen di antara
saudara para gay.
Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa ibu memiliki peran besar dalam
mengatur orientasi seksual anaknya. Bagian kromosom 10 hanya akan memicu sifat
homoseksual jika diturunkan dari ibunya. Kedua hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat berbagai faktor genetik yang terlibat dalam menentukan orientasi
seksual seseorang dan mungkin hal tersebut berbeda-beda pada setiap orang.
Kebanyakan
peneliti sekarang berpikir bahwa tidak ada satu gen gay tunggal yang
mengendalikan sifat homoseksual. Sepertinya, hal tersebut dipengaruhi beberapa
gen dan kombinasi pengaruh lingkungan yang akan membentuk seseorang menjadi gay
atau tidak.
Penelitian tentang faktor genetik yang menyebabkan orientasi seksual memang
masih kontroversial. Pendapat bahwa orientasi seksual adalah pilihan ditentang
para pemuka agama. Menurut mereka, pendapat tersebut adalah cara untuk
melegalkan homoseksualitas. Sebaliknya, pihak lainnya khawatir pengetahuan yang
jelas terhadap faktor genetik yang menyebabkan sifat homoseksual akan membuka
teknik rekayasa genetika untuk menghentikan hal tersebut.
No comments:
Post a Comment