Fenomena masyarakat umum, bangsa Indonesia
tidak mengenal kepribadian Indonesia. Bahkan banyak kalangan pelajar, dimulai
dari siswa, mahasiswa, maupun kalangan masyarakat umum yang tidak peduli akan
kelangsungan kehidupan bangsa ini, Semuanya acuh tak acuh seolah tak mau ambil
peduli. Ratusan orang tua yang lupa akan tanggung jawab menanamkan nilai
nasionalisme kepada putra-putrinya, yang merupakan estapet, kemana bangsa
Indonesia akan dibawa ???
Indonesia yang kaya akan : kekayaan alamnya, kaya akan sukunya, kaya akan
budayanya, Indonesia yang RAMAH TAMAH LOHJINAWI. Namun itu semua merupkan masa
lalu bangsa Indonesia sebulum tercapainya “ KEMERDEKAAN”, pada masa penjajahan
bangsa Indonesia bahu-membahu untuk menggalang persatuan yang tidak mengenal
Warna Kulit,Agama, Suku, Daerah, Budaya, tetapi para pejuang yang rela
berkorban nyawa, dan harta benda, hanya mengenal satu nama yaitu INDONESIA.
Yang pertama kali mengenal nama INDONESIA, atau dikenal dengan bapak
nama ”INDONESIA” ialah orang jerman bernama BASTIAN, yang oleh Prof. Wilken
dalam pidato penerimaan gelar guru besarnya disebut “ Raja Dari Sarjana Sarjana
Ilmu Bangsa Bangsa”.
Pertama kali ia menggunakan kata itu dalam karyanya yang berjudul Indonesien
oder die inseln des malayischen archipels yang terbit tahun 1884. Yang dimaksud
dengan INDONESIEN tidak lain ialah “ KEPULAUAN NUSANTARA”. Sejak itu kata
Indonesia sudah menjadi lazim dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu
bangsa-bangsa dan ilmu bahasa.
Dalam hukum adat sejak tahun 1918, Prof. C. van Vollenhoven, yang secara
konsekuen mempergunakan kata “ ORANG INDONESIA”. Bahkan dalam cetakan kedua
dari karya standarnya het adatrech van Nederland-indie, kata pribumi ( Inlander
) yang dulu dipergunakannya diganti dengan INDONESIER.
Tetapi dengan penemuan KREEMER, kita sekarang tahu bahwa nama-nama “Indonesia”
(indonesie) dan orang-orang Indonesia (indonesiers) lebih tua dari
perkiraan semula. Dalam koloniaal Weekblad, 3 februari 1927 dia mengemukakan
bahwa penamaan-penamaan tersebut pertama kali dipakai oleh ahli ilmu
bangsa-bangsa inggris J.R. LOGAN dalam karangannya yang dimuat dalam Journal Of
The Indian Archipelago And Eastern Asia yang berjudul “ The Ethnologi Of The
Archipelago” tahun 1850. Dengan mengikuti KREEMER maka kita dapat memberikan
“kebapakan” kata “ Indonesia” kepada prof. logan.
Sebenarnya masih ada yang mendahuluinya yaitu orang senegaranya, G. W. Earl
yang menggunakan istilah-istilah “ INDU-NESIANS” dan “ MALAYUNESIANS” sebagai
penunjuk untuk penduduk kepulauan indonesia. Tetapi iatidak sampai kepada
penamaan (INDONESIA) kepulauan itu sendiri.
Mak kalau EARL, menyatakan kata “ INDU-NESIANS” hanya dalam arti etnologis,
LOGAN memberikan kata “ INDONESIA” suatu pengertian geogrfis murni, untuk
menyebut kepulauan ini.
No comments:
Post a Comment