A. Sejarah Sejarah Dan Pengertian Rekayasa
Genetika
Rasa ingin tahu manusia dan keinginan untuk selalu mendapatkan yang terbaik
dalam memecahkan semua masalah kehidupan membawa manusia untuk berfantasi dan
mengembangkan imajinasinya. Hal inilah yang dialami oleh para ilmuwan di bidang
biologi ketika mereka dihadapkan pada masalah kesehatan dan biologi. Mereka
berimajinasi dan berandai-andai adanya suatu makhluk hidup yang merupakan
perpaduan dari sifat-sifat positif makhluk hidup yang sudah ada.
Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson pada
tahun 1953. Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian metode yang canggih
dalam perincian akan tetapi sederhana dalam hal prinsip yang memungkinkan untuk
dilakukan pengambilan gen atau sekelompok gen dari sebuah sel dan mencangkokkan
gen atau sekelompok gen tersebut pada sel lain dimana gen atau sekelompok gen
tersebut mengikat diri mereka dengan gen atau sekelompok gen yang sudah ada dan
bersama-sama menaggung reaksi biokimia penerima.
Secara sederhana, proses rekayasa genetika tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Setiap makhluk hidup terdiri atas jutaan sel individu yang
masing-masing sel tersebut mengandung satu set gen yang identik. Gen-gen tersebut
berfungsi memberikan perintah-perintah biologi yang hanya mengeluarkan satu
dari ribuan perintah yang diperlukan untuk membangun dan menjaga kelangsungan
suatu makhluk hidup serta menentukan penampakan yang dimunculkan dalam bentuk
fisik suatu makhluk hidup.
Setiap gen mengandung ribuan rantai basa yang tersusun menjadi sebuah rangkaian
dimana gen tersebut berada dalam kromosom sebuah sel. DNA mudah diekstraksi
dari sel-sel, dan kemajuan biologi molekuler sekarang memungkinkan ilmuwan
untuk mengambil DNA suatu spesies dan kemudian menyusun konstruksi molekuler
yang dapat disimpan di dalam laboratorium. DNA rekombinan ini dapat dipindahkan
ke makhluk hidup lain bahkan yang berbeda jenisnya. Hasil dari perpaduan
tersebut menghasilkan makhluk hidup rekombinan yang memiliki kemampuan baru
dalam melangsungkan proses hidup dan bersaing dengan makhluk hidup lainnya.
Dengan kata lain makhluk hidup rekombinan memiliki sifat unggul bila
dibandingkan dengan makhluk asalnya. Perkembangan rekayasa genetika sebagai bagian
dari perkembangan bioteknologi.
Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen
ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen.
Rakayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas
babi ditransplantasikan ke bakteri Escheria coli sehingga dapat menghasilkan
insulin dalam jumlah yang besar.
B. Dampak Negatif Rekayasa Genetik
Banyak dijumpai definisi tentang bioteknologi. Namun begitu ada satu
keseragaman yang dapat ditarik bahwa bioteknologi selalu berkaitan dengan
kegiatan mikroorganisme, sistem dan proses biologi untuk menghasilkan brang dan
jasa.
Bioteknologi ini menjadi pebincangan menarik terutama ketika dikembangkannya
teknologi rekombinan DNA (deoxyribose nucleid acid). Dengan teknologi ini,
manusia mampu menghasilkan sesuatu yang sebelumnya sulit dapat dibayangkan. Ini
bisa dimungkinkan karena DNA, sebagai bahan materi genetik, mampu dimanipulasi
dan direkayasa sesuai dengan keinginan manusia. Seperti diketahui, DNA berupa
pita ganda yang saling terpilin membentuk spiral (double helix). Dengan
demikian, salah satu pita molekul DNA itu dapat diibaratkan sebagai pita kaset;
jika pita itu dapat dihapus rekamannya, mengapa pita molekul DNA yang berisi
informasi genetik itu tidak dapat dihapus dan diganti dengan informasi
keturunan yang lain? Di sinilah awal munculnya teknologi rekayasa genetika.
Ternyata, DNA suatu organisme dapat dipergunakan untuk merekayasa DNA organisme
lain sehingga terbentuk hasil yang sama sekali baru.
Mikroorganisme hasil rekayasa genetik memiliki banyak manfaat. Di bidang
kedokteran dan kedokteran hewan, telah diproduksi obat-obatan khusus antibiotik
dan beberapa hormon, vaksin, bahan diagnostik berupa antigen yang menggunakan
OHMG (Organisme Hasil Modifikasi Genetik). Selain itu, saat ini sedang
diperkenalkan tranplantasi organ dari hewan ke manusia dengan menggunakan
teknologi OHMG. Dalam bidang food-additive (zat tambahan makanan) seperti
enzim, penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental
pangan, dan sebagainya juga telah menggunakan teknologi OHMG. Pada ikan juga
sudah diperkenalkan penggunaan OHMG, sehingga penyimpanan lebih tahan lama.
Sedangkan di bidang teknologi lingkungan, OHMG telah dikembangkan untuk memecah
limbah plastik dan membersihkan pencemaran logam berbahaya.
Produk-produk rekayasa genetika (bioteknologi) sebelum dilepas ke masyarakat
harus melalui seleksi keamanan hayati yang mencakup keamanan pangan, keamanan
pakan, keamanan lingkungan. Jadi sebenarnya tingkat keamanan mikroorganisme
yang dimodifikasi secara genetik cukup terjamin. Pasalnya mekanisme uji dan
kontrol selalu diakukan sebelum di aplikasikan di lapangan.
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu mikroorganisme produk rekayasa genetik
(PRG) setidaknya harus memenuhi standar keamanan uji antara lain :
1. Uji alergisitas, untuk mengetahui ada tidaknya zat pemicu alergi.
2. Uji toksisitas untuk melihat adakah racun pada pangan.
3. Uji imunitas apakah pangan itu membahayakan daya tahan tubuh atau tidak.
4. Uji lain yang mendukung.
Dengan rekayasa genetika, manusia memang dapat memperoleh banyak kemudahan,
misalnya dalam bidang kedokteran berhasil diproduksi insulin dari bakteri.
Namun, dibalik keuntungan tersebut terdapat dampak negatif dari rekayasa
genetik tersebut.
Sumber potensi bahaya bagi kesehatan dari mikroorganisme hasil rekasaya
genetika adalah transfer horisontal sekunder DNA transgenik kepada spesies yang
tak berhubungan; secara prinsip, kepada semua spesies yang berinteraksi dengan
mikroorganisme transgenik. Penyebaran gen penanda resistensi terhadap
antibiotik pada pa****n merupakan bahaya yang paling mendesak karena alam lebih
jauh mempengaruhi pengobatan terhadap penyakit yang tahan terhadap obat dan
antibiotik yang kini kembali merebak di seluruh dunia. Masuknya DNA asing
secara acak kedalam genom yang berkaitan dengan transfer horisontal DNA
transgenik juga dapat menimbulkan efek berbahaya, termasuk kanker pada sel-sel
mamalia.
Berikut adalah resiko potensial yang dimiliki oleh mikroorganisme hasil
modifikasi genetik :
1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan
atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung,
adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan
tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan
oleh rekayasa genetik.
4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada pa****n oleh transfer gen horizontal,
membuat tidak menghilangkan infeksi.
5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab
penyakit.
6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai
promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen
(materi dasar sel-sel kanker).
7. Penggunaan bakteri Echerichia coli yang mengandung DNA rekombinan sevara
besar-besaran kemungkinan dapat menimbulkan jenis penyakit baru.
8. Penyalahgunaan teknik rekayasa genetika oleh orang yang tidak bertanggung
jawab dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan, misalnya
diciptakannya senjata biologis dan makhluk hidup baru melalui rekayasa
genetika.
9. Produksi olahan dari mikroorganisme yang mampu menghasilkan protein sel
tunggal (PST) belum dapat dikonsumsi oleh manusia dengan alas an manusia tidak
memiliki enzim pencerna PST tersebut dan proses pengolahannya yang aseptic.
10. Ditemukannya strain baru bakteri pengolah limbah, terutama bakteri pemakan
senyawa hidokarbon yang dapat menimbulkan masalah baru. Apabila berada di alam
dalam kondisi bebas maka bakteri ini dapat mengakibatkan habisnya minyak mentah
yang terdapat dalam tanah.
11. Bakteri pemakan plastic yang apabila terlepas dan berkeliaran di alam, akan
merugikan karena bakteri ini akan memakan plastic yang ditanam di dalam tanah
seperti pipa PVC untuk saluran air dan alat-alat yang terbuat dari plastic
lainnya.
12. Tidak semua teknik genetic terhadap teknik hibridoma berhasil karena belum
tentu semua tubuh yang sudah sakit dapat melawan virus yang ada dalam tubuhnya
untuk membantu menyerang virus tersebut.
No comments:
Post a Comment