Posisi Planet :
Pada umumnya ketujuh planet luar itulah yang menimbulkan bencana
alam di muka Bumi, baik berupa gelombang pasang, gelombang panas, ledakan
besar, letusan gunung, gempa, tornado, hurricane atau sebagainya. Perbedaan akibat yang ditimbulkannya itu disebabkan oleh besar
kecil kelebihan radiasi dan Surya begitupun positif atau negatifnya magnet yang
menjamah Bumi waktu itu. Hendaklah diketahui bahwa yang datang dari Surya itu
bukanlah elektron atau proton dan bukan pula neutron, tetapi magnet dan sinar
yang bukan partikel atom, tetapi keduanya dapat mempengaruhi atom dan partikelnya.
Yang menjadi bencana alam ialah kelebihan magnet dan Surya. Jadi sebenarnya persoalan bencana
alam ini adalah masalah magnetism dan electricity yang pada
waktu-waktu tertentu berlebihan menimpa bumi yang di dalamnya magma selalu
panas karena dijadikan media oleh kedua pengaruh tadi begitupun dikelilingi
troposfir yang sangat rawan bagi badai magnet.
Bencana alam demikian tidak pernah menimpa manusia sebelum topan
besar di zaman Nuh, karena waktu itu semua planet senantiasa mengorbit keliling
Surya pada garis ekliptik,
dan penduduk hanya bermukim di belahan kutub utara Bumi. Kalau bencana terjadi
juga maka itu hanya menimpa daerah ekuator yang tidak didiami orang. Tetapi kini kutub-kutub Bumi telah berpindah ke
tempat baru, dan planet-planet mengorbit zigzag keluar dari ekliptik, sementara
itu penduduk mendiami hampir semua pelosok daratan Bumi, karenanya praktislah
bencana alam ini berlaku di sana-sini . Namun itu masih mengandung nilai
konstruktif di samping destruktif.
Sebagai contoh misalnya Jupiter mengadakan transit di atas Bumi. Kita mengetahui
bahwa besar planet itu 318 kali besar Bumi. Semisalnya waktu itu 2 bagian saja
dan radiasi yang harus sampai ke Jupiter sempat menjamah Bumi, maka tenaga
Surya yang menimpa Bumi menjadi tiga kali lipat yaitu 3 x 600 trillion ton
menurut perhitungan orang Barat. Ingatlah bahwa Bumi ini diperkirakan orang
seberat 600 trillion ton senantiaasa mengorbit keliling Surya. Hal ini berarti
bahwa daya tarik Surya sebanyak itu menahan Bumi hingga planet ini tetap stabil
dalam orbitnya. Maka kita dapat mengira apa yang mungkin terjadi jika tenaga
Surya itu ditambab dengan 1.200 trillion ton lagi.
Jika digambarkan Surya sebagai suatu titik segitiga dan kutub
magnet selatan dan utara Bumi
menjadi dua sudut lainnya, sebagai tercantum pada
gamhar no. 2, maka terbentuklah segitiga samakaki yang selamanya berlaku dalam
tarik-menarik antara Surya dengan bumi. Hal inilah yang dimaksud pada Ayat
16/16. Itulah yang dimaksud dengan petunjuk pada akhir Ayat Suci itu dan pada
Ayat 21/31. Hubungan yang berbentuk segitiga samakaki tersebut tetap berlaku
walaupun Bumi terdorong ke selatan dan ke utara garis ekliptik.
Keadaannya sebagai berikut :
Sebelumn tofan
besar di zaman Nuh, semua planet mengorbit keliling Surya senantiasa berada
dalam garis ekliptik. Hal ini dalam Islam ditandai dengan Tawaf keliling Ka’bah
di Makkab di mana para Hajji beredar dari menempatkan Rumah Suci itu di sebelah
kiri, cocok dengan putaran Bumi dari barat ke timur menempatkan kutub utara di
sebelah kiri. Sesudah tofan besar itu berlakulah gerak zigzag planet-planet
dalam orbitnya hingga setiapnya keluar dan garis ekliptik ke arah selatan dan
utara. Hal ini ditandai dengan Sa’i yaitu Tawaf antara Shafa dan Marwah dalam
lingkung Masjidil Haraam. Ibadah ini hanya dapat dilaksanakan sesudah Tawaf
keliling Ka’bah, sama dengan perpindahan kutub magnet itu di kutub utara Bumi
dalam sejarahnya, maka Sa'i tidak boleh mendahului Tawaf keliling Ka’bah.
Sewaktu Bumi
terdorong ke utara sebagai pada B dalam
gambar no. 6. namun kutub-kutub magnet Bumi tetap membentuk segitiga samakaki
dengan Surya, begitu pula kebetulan berada di selatan garis ekliptik seperti
yang berlaku pada planet Mars dalam gambar. Maka perubahan tempat kutub-kutub
magnet yang senantiasa berpindah tempat menurut keadaan kini telah sama diakui
oleh para Sarjana Barat. Memang kutub-kutub magnet itu hanya berada tepat pada
kutub putaran Bumi yaitu pada tanggal 21 Maret dan 22 September waktu mana Bumi
tepat pula pada guris ekliptik. Selain pada kedua tanggal itu, tercatatlah
posisi kutub-kutub magnet Bumi berpindah tempat maksimal 10 derajat atau lebih
kurang 1.100 km dari kutub putaran, dan waktu itu tercatatlah tanggal 21 juni
yaitu ketika Bumi berada maksimal di selatan ekliptik dan tanggal 22 Desember
ketika Bumi maksimal di utara ekliptik.
Jika orang
sudi memperhatikan posisi Sunspots,
akan diketahuilah bahwa masing-masingnya memberi petunjuk tentang posisi planet
yang menimbulkannya keliling Surya. Karena itu setiap Sunspots itu
memperlihatkan aktivitas tinggi yang menurut catatan rata-rata 10.000 dan ada
yang sampai sejuta kali kegiatan daerah lainnya di permukaan Surya.
Semisalnya
Mercury atau Venus berada pada titik Konsentrasi(K) maka planet itu tepat
berada di atas suatu Sunspots, maka ketika itu berlakulah bencana
alam di permukaan planet tersebut. Demikian pula Mars sendiri sewaktu
kebetulan berada pada titik Konsentrasi Jupiter atau Saturnus maka kenyataannya
memang Mars adalah suatu planet yang paling parah karena mengorbit di bawah dua
planet besar, dan kebetulan tepat pada jangkauan Konsentrasi keduanya.
Bumi sendiri
walaupun tidak berada pada jangkauan suatu Konsentrasi planet lain, namun ada
tujuh planet yang mengorbit di atas garis edarnya. Pada waktu-waktu tertentu
masing-masing transit tepat, tetapi banyak sedikitnya ikut juga mengganggu
keadaan Bumi. Yang demikian berlaku tujuh kali dalam setahun. Semisalnya suatu planet luar tepat mengadakan transit di atas Bumi terhadap Surya, maka waktu itu radiasi
yang harus sampai kepada planet tersebut menjamah Bumi. Apakah radiasi itu
berbentuk magnet negatif ataupun positif, namun Bumi mendapat kelebihan dan ini
menimbulkan bencana alam, apalagi jika planet itu kebetulan pula berada di
dekat Perihelion orbitnya waktu mana tanik-menanik
dengan Surya besar sekali.
Namun selain
itu bagi mereka disediakan pula siksan yang datang dari bawah seperti gempa dan
letusan gunung, begitupun dan atasnya berupa badai, gelombang panas, dan
sebagainya, yang ditimbulkan oleh pembesaran radiasi Surya :
1. Pada bulan
Zulhijjah dan Muharram , Bumi berada di dekat Perihellon orbitnya, waktu itu
Surya lebih dekat dan otomatis radiasinya membesar terhadap Bumi.
2. Sekali
dalam 400 hari, Jupiter lewat di atas Bumi. Ketika itu sedikit banyaknya
mendapat pembesaran radiasi dari Surya.
3. Sekali
dalam 380 hari, Saturnus lewat di atas Bumi yang tentunya mengalami badai
magnet dari Surya.
4. Sekali
dalam 370 hari, Muntaha(Planet-X) melintas di atas Bumi yang pasti mengalami
perubahan cuaca.
5. Sekali
dalam 11 tahun 130 hari, Bumi berada di bawah Jupiter yang sedang bergerak di
titik Perihelion orbitnya.
6. Sekali
dalam 81 tabun, Bumi mengalami dubble transit dari Jupiter dan Saturnus, ketika
mana praktis berlaku bencana besar pada suatu daerah permukaan planet ini.
7. Dan
alangkah hebatnya bencana yang dialami jika beberapa planet luar itu kebetulan
berada setantang terhadap Surya waktu mana Bumi berada di tengahnya.
No comments:
Post a Comment