Thursday, February 6, 2014

PESAWAT ANTARIKSA DARI NUKLIR




Untuk penghematan dan efisiensi energi, Rusia bersiap mengembangkan pesawat luar angkasa berbahan nuklir. Diprediksi proyek ini akan selesai pada tahun 2012.

"Pembangunan pesawat ruang angkasa berbahan nuklir ini menjadi penting, karena Rusia ingin mempertahankan penelitian sains luar angkasa, termasuk penjelajahan Mars dan bulan," jelas Kepala Agensi Luar Angkasa Nasional Rusia Anatoly Perminov, sepeti dikutip Red Orbit, Selasa (22/12/2009).

Ditambahkan Perminov, pesawat ini akan menelan dana USD580 juta dengan masa pengerjaan hingga 2012 mendatang. Selain itu juga, proyek ini menjadi pendorong baru dalam penyedia energi massa yang efisien, untuk mengadakan misi ke bulan dan Mars.

"Saat ini pesawat ruang angkasa Rusia belum mampu sama sekali untuk membuat pangkalan permanen di bulan atau mencapai misi independen baru di Mars, ujar kepala riset Koroteyev."
"Rusia ingin menjadi pelopor dalam mengembangkan pesawat luar angkasa nuklir yang pertama," tandasnya.

Sementara itu, Astronom menemukan sebuah planet yang tertutupi lautan dengan kedalaman lebih dari 15.000 km.

Planet yang dinamakan GJ1214b ini diliputi oleh atmosfir hidrogen permanen yang sangat tebal dan helium yang menutupinya dari cahaya matahari. Meski demikian, planet ini memiliki temperatur permukaan yang cukup ekstrim dan konstan, yaitu sekira 120 hingga 282 derajat celcius.

"Akan sangat sulit membayangkan ada kehidupan seperti di Bumi pada planet tersebut. GJ1214b sangat panas dan gelap, dan kemungkinan besar planet itu tidak memiliki dataran berbatu seperti di Bumi," kata David Charbonneau dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics seperti dikutip dari Guardian.

"Namun dengan menggunakan Hubble, kita bisa melihat keadaan atmosfir planet itu. Kita bisa menduga apakah GJ1214b bisa dihuni atau tidak. Akan sangat menarik jika kita menemukan oksigen di atmosfir planet itu. Karena di Bumi, semua oksigen di atmosfir bersumber dari kehidupan," tambahnya.

Charbonnea dan timnya menggunakan delapan teleskop untuk mendeteksi planet berair yang mengorbit pada jarak sekira dua juta kilometer dari matahari. Berdasarkan pengukuran awal, astronom menduga massa planet itu 6,6 kali lebih besar dari Bumi dengan komposisi sekira 75 persen air, 22 persen silikon dan 3 persen zat besi.

Sementara itu, Ilmuwan Amerika menemukan adanya kabut yang tengah bergerak melintasi sebelah kutub selatan Titan, bulan terbesar milik Saturnus.

Titan menjadi satu-satunya tempat di tata surya selain Bumi yang memiliki cairan dalam jumlah besar pada permukaannya. Sebagian besar dari cairan tersebut adalah metana dan etana.

Menurut para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech), penemuan baru tersebut menunjukkan bahwa Bumi dan Titan berbagi saling menyerupai ciri khas lain yang berkaitan erat dengan permukaan cairan tersebut.

"Kemunculan kabut untuk pertama kalinya memberikan bukti langsung adanya pertukaran materi antara permukaan dan atmosfer, serta siklus hidrology aktif yang sebelumnya diketahui hanya ada di Bumi," ujar salah satu astronom Caltech Mike Brown, seperti dikutip dari Xinhua.

Dalam penelitiannya, tim ilmuwan menggunakan data dari Visualand Infrared Mapping Spectrometer (VIMS) pada pesawat ruang angkasa Cassini. Kemampuan perangkat ini telah teruji dalam mengamati sistem Saturnus selama lima tahun.

Brown dan rekan-rekannya mencari arsip publik online untuk menemukan semua data mengenai kutub selatan yang dikumpulkan Cassini dari Oktober 2006 hingga Maret 2007.

Mereka menyaring data untuk memisahkan fitur yang terjadi pada kedalaman yang berbeda di atmosfer. Mulai dari 20 kilometer hingga 0,25 kilometer di atas permukaan.

"Dengan cara ini, kami mengisolasi awan yang terletak sekira 750 meter di atas permukaan. Awan-awan ini tidak meluas ke tempat yang lebih tinggi melainkan ke dalam troposfer bulan, tempat dimana awan biasa terbentuk. Dengan kata lain, kami telah menemukan kabut," kata Brown.
Brown mencatat bahwa metana yang menguap di Titan menandakan adanya hujan, dan jika ada hujan, artinya terdapat sungai, kolam, erosi, dan geologi.

Itu sebabnya, keberadaan kabut di Titan untuk pertama kalinya membuktikan bahwa bulan memiliki siklus hidrologis metana aktif.

No comments:

Post a Comment