Untuk
penghematan dan efisiensi energi, Rusia bersiap mengembangkan pesawat luar
angkasa berbahan nuklir. Diprediksi proyek ini akan selesai pada tahun 2012.
"Pembangunan
pesawat ruang angkasa berbahan nuklir ini menjadi penting, karena Rusia ingin
mempertahankan penelitian sains luar angkasa, termasuk penjelajahan Mars dan
bulan," jelas Kepala Agensi Luar Angkasa Nasional Rusia Anatoly Perminov,
sepeti dikutip Red Orbit, Selasa (22/12/2009).
Ditambahkan
Perminov, pesawat ini akan menelan dana USD580 juta dengan masa pengerjaan
hingga 2012 mendatang. Selain itu juga, proyek ini menjadi pendorong baru dalam
penyedia energi massa yang efisien, untuk mengadakan misi ke bulan dan Mars.
"Saat ini
pesawat ruang angkasa Rusia belum mampu sama sekali untuk membuat pangkalan
permanen di bulan atau mencapai misi independen baru di Mars, ujar kepala riset
Koroteyev."
"Rusia
ingin menjadi pelopor dalam mengembangkan pesawat luar angkasa nuklir yang
pertama," tandasnya.
Sementara itu,
Astronom menemukan sebuah planet yang tertutupi lautan dengan kedalaman lebih
dari 15.000 km.
Planet yang
dinamakan GJ1214b ini diliputi oleh atmosfir hidrogen permanen yang sangat
tebal dan helium yang menutupinya dari cahaya matahari. Meski demikian, planet
ini memiliki temperatur permukaan yang cukup ekstrim dan konstan, yaitu sekira
120 hingga 282 derajat celcius.
"Akan
sangat sulit membayangkan ada kehidupan seperti di Bumi pada planet tersebut.
GJ1214b sangat panas dan gelap, dan kemungkinan besar planet itu tidak memiliki
dataran berbatu seperti di Bumi," kata David Charbonneau dari
Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics seperti dikutip dari Guardian.
"Namun
dengan menggunakan Hubble, kita bisa melihat keadaan atmosfir planet itu. Kita
bisa menduga apakah GJ1214b bisa dihuni atau tidak. Akan sangat menarik jika
kita menemukan oksigen di atmosfir planet itu. Karena di Bumi, semua oksigen di
atmosfir bersumber dari kehidupan," tambahnya.
Charbonnea dan
timnya menggunakan delapan teleskop untuk mendeteksi planet berair yang
mengorbit pada jarak sekira dua juta kilometer dari matahari. Berdasarkan
pengukuran awal, astronom menduga massa planet itu 6,6 kali lebih besar dari
Bumi dengan komposisi sekira 75 persen air, 22 persen silikon dan 3 persen zat
besi.
Sementara itu,
Ilmuwan Amerika menemukan adanya kabut yang tengah bergerak melintasi sebelah
kutub selatan Titan, bulan terbesar milik Saturnus.
Titan menjadi
satu-satunya tempat di tata surya selain Bumi yang memiliki cairan dalam jumlah
besar pada permukaannya. Sebagian besar dari cairan tersebut adalah metana dan
etana.
Menurut para
peneliti dari California Institute of Technology (Caltech), penemuan baru
tersebut menunjukkan bahwa Bumi dan Titan berbagi saling menyerupai ciri khas
lain yang berkaitan erat dengan permukaan cairan tersebut.
"Kemunculan
kabut untuk pertama kalinya memberikan bukti langsung adanya pertukaran materi antara
permukaan dan atmosfer, serta siklus hidrology aktif yang sebelumnya diketahui
hanya ada di Bumi," ujar salah satu astronom Caltech Mike Brown, seperti
dikutip dari Xinhua.
Dalam
penelitiannya, tim ilmuwan menggunakan data dari Visualand Infrared Mapping
Spectrometer (VIMS) pada pesawat ruang angkasa Cassini. Kemampuan perangkat ini
telah teruji dalam mengamati sistem Saturnus selama lima tahun.
Brown dan
rekan-rekannya mencari arsip publik online untuk menemukan semua data mengenai
kutub selatan yang dikumpulkan Cassini dari Oktober 2006 hingga Maret 2007.
Mereka menyaring data untuk memisahkan fitur yang terjadi pada kedalaman yang berbeda di atmosfer. Mulai dari 20 kilometer hingga 0,25 kilometer di atas permukaan.
"Dengan cara ini, kami mengisolasi awan yang terletak sekira 750 meter di atas permukaan. Awan-awan ini tidak meluas ke tempat yang lebih tinggi melainkan ke dalam troposfer bulan, tempat dimana awan biasa terbentuk. Dengan kata lain, kami telah menemukan kabut," kata Brown.
Mereka menyaring data untuk memisahkan fitur yang terjadi pada kedalaman yang berbeda di atmosfer. Mulai dari 20 kilometer hingga 0,25 kilometer di atas permukaan.
"Dengan cara ini, kami mengisolasi awan yang terletak sekira 750 meter di atas permukaan. Awan-awan ini tidak meluas ke tempat yang lebih tinggi melainkan ke dalam troposfer bulan, tempat dimana awan biasa terbentuk. Dengan kata lain, kami telah menemukan kabut," kata Brown.
Brown mencatat
bahwa metana yang menguap di Titan menandakan adanya hujan, dan jika ada hujan,
artinya terdapat sungai, kolam, erosi, dan geologi.
Itu sebabnya,
keberadaan kabut di Titan untuk pertama kalinya membuktikan bahwa bulan
memiliki siklus hidrologis metana aktif.
No comments:
Post a Comment